![]() |
image : Postingan Facebook Roy Salibana |
Talaud, MEDIAKAWANUA.COM
Kehebohan kembali mencuat di jagat maya Talaud setelah Roy Salibana, warga setempat, melayangkan kecaman terbuka melalui unggahan di akun Facebook pribadinya. Dalam serangkaian status yang kini viral, Roy mendesak masyarakat untuk “berhati–hati dengan advokat seperti ini,” merujuk pada sosok Nofrian Maariwuth, SH., S.IP, yang belakangan kerap membuat kegaduhan lewat narasi provokatifnya.
“Bukan membela rakyat, malah hobi menyerang harga diri orang lewat Facebook. Giliran diserang balik, berlindung di balik status hukum,” tulis Roy pada 26 April 2025 di linimasa Facebook-nya.
Menurut Roy, pola komunikasi Nofrian tidak mencerminkan integritas seorang penegak hukum. Alih-alih menghadirkan solusi, keputusan Nofrian menyalakan api konflik—terutama antara dirinya dan aparat kepolisian. Roy menyoroti insiden terbaru yang bermula dari debat publik terkait BPJS dengan perwira polisi berinisial DM, yang memanas hingga saling lapor lewat jalur resmi pada 23 dan 25 April 2025.
Lebih lanjut dalam postingannya, Roy mengungkapkan keprihatinan soal jejak proyek pemerintahan yang menyeret nama Nofrian. Tiga paket pekerjaan—Talud Sungai Desa Alo Utara, Pagar Pelabuhan Ferry Melonguane, dan Pembangunan Kantor Desa Alo—dikritiknya sebagai potensi konflik kepentingan:
-
Talud Sungai Desa Alo Utara (CV. Mayarima, SPK/PPK/PTSDAU/DPUTR/VI/2023)
-
Pagar Kompleks Pelabuhan Ferry Melonguane (CV. Berkat Usaha, IV/2023)
-
Kantor Desa Alo (CV. Berkat Usaha, V/2023)
“Apakah jasa hukumnya murni membela rakyat, atau sekadar ‘pintu belakang’ meraup proyek?” tulis Roy penuh tanda tanya.
Roy juga menyoroti unggahan Nofrian yang dianggap merendahkan sosok penting daerah, termasuk Raja Talaud. “Seolah dia merasa tak bertanggung jawab atas kata-katanya sendiri,” kritik Roy. Ia mendesak agar advokat di Talaud benar-benar menegakkan keadilan, bukan memanfaatkan statusnya untuk menyerang balik atau menghindar di balik jargon hukum saat dikritik.
Di akhir unggahan, Roy mengajak masyarakat untuk lebih selektif menaruh kepercayaan: “Talaud butuh keadilan sejati, bukan narasi penuh drama.” Seruan ini telah memancing puluhan komentar, banyak di antaranya mendukung agar dugaan dikuliti sampai mendapat motif sebenarnya.
Dengan viralnya postingan Roy Salibana, sorotan kini semakin tajam pada Nofrian Maariwuth. Masyarakat menunggu langkah lanjutan—apakah Nofrian akan merespon kritik ini dengan klarifikasi dan bukti konkret, atau memilih berlindung di balik aturan prosedural yang justru memperpanjang kisruh? Waktu akan membuktikan, siapa sesungguhnya yang memperjuangkan keadilan, dan siapa yang sekadar memainkan drama media sosial.