Duka Palu, Korban Meninggal Bertambah
![]() |
Peristiwa gempa ratusan korban meninggal |
![]() |
Presiden Jokowi tinjau lokasi gempa di Sulawesi Tengah |
Mediakawanua.com,
PALU - Duka kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) akibat gempa
berkekuatan 7,4 SR berujung tsunami berakibat korban meninggal terus
bertambah, mencapai 832 orang. Selain korban jiwa, ribuan rumah penduduk dan
fasilitas publik mangalami kerusakan berat. Informasi
terbaru dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. “Update dampak bencana
jumlah korban jiwa hingga Minggu (29/09/18) siang, pukul 13.00, total 832 orang
terinformasi meninggal dunia terdiri di Kota Palu 821 orang dan Kabupaten
Donggala 11 orang,” ujar Nugroho. Menariknya, gempa yang terjadi juga
memunculkan fenomena lumpur dan tanah bergerak. Hal ini terungkap lewat
postingan video (Youtube) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo
Purwo Nugroho di akun twitter-nya, @Sutopo_PN, Minggu (30/09/18). Mengutip
laman Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) sejalan dengan penjelasan Nugroho,
likuifaksi adalah proses yang membuat tanah kehilangan kekuatan dengan cepat.
Sehingga daya dukung tanah ikut menurun, akibat gempa maupun guncangan lainnya.
Diketahui, likuifaksi juga sempat terjadi di Yogyakarta pada Mei 2006 silam
akibat gempa, termasuk di daerah Pleret, Bantul. Efek yang dapat ditimbulkan
dari fenomena ini antara lain menurunnya permukaan tanah di tempat yang terjadi
likuifikasi, hingga menjadi dekat atau malah berada di bawah muka air tanah. Fatalnya
lagi, sejumlah daerah akibat dampak bencana masih terisolir pasca gempa, Jumat
(28/09/18), menyebabkan sulitnya akses bantuan. Bahkan dikabarkan lokasi yang
sampai saat ini masih perlu mendapat bantuan logistik yakni, Donggala, Sigi,
dan Palu. Bupati Sigi, M Irwan Lapata mengaku satu Kecamatan paling parah
tertimbun lumpur hingga sedalam 4 meter. “Yang tertimbun lumpur itu memang
benar. Setelah jembatan putus, kemudian ada jalan ke bawah, itu cukup dalam,”
jelas Irwan, di Korem 132 Tadulako, Palu Minggu (30/09/18).
Kecamatan yang paling parah terkena dampak gempa dan tsunami di Sigi adalah Marawola. Kurang lebih 2 ribu kepala keluarga (KK) dikabarkan menjadi korban. Dari Palu jaraknya sekitar 5 km. Namun karena akses jalan terputus, bantuan sama sekali belum menjangkau Marawola. “Yang sampai saya lihat langsung beberapa mayat, ada itu diangkut sendiri oleh masyarakat. Itu juga ada reruntuhan perumahan antara batas Sigi dan kota Palu, disitu juga masih banyak mayat. Kalau mau dibongkar semua itu bisa dapat, tapi agak susah,” tambah Irwan.
Kecamatan yang paling parah terkena dampak gempa dan tsunami di Sigi adalah Marawola. Kurang lebih 2 ribu kepala keluarga (KK) dikabarkan menjadi korban. Dari Palu jaraknya sekitar 5 km. Namun karena akses jalan terputus, bantuan sama sekali belum menjangkau Marawola. “Yang sampai saya lihat langsung beberapa mayat, ada itu diangkut sendiri oleh masyarakat. Itu juga ada reruntuhan perumahan antara batas Sigi dan kota Palu, disitu juga masih banyak mayat. Kalau mau dibongkar semua itu bisa dapat, tapi agak susah,” tambah Irwan.
Selain Marawola, Kecamatan yang masih terisolir terdeteksi Kulawi,
Kulawi Selatan, Lindu, Dolo Selatan, Dolo Barat, Gumbasa hingga Salua. Pemkab
Sigi juga belum bisa berbuat banyak selain tetap bekoordinasi dengan TNI,
Polri, Basarnas hingga tim gabungan lembaga kemanusiaan lainnya. “Sekarang ini
persoalan yang paling mendesak adalah obat-obatan, kemudian logistik, seperti makanan,
air bersih yang seperti itu. Karena memang semua sudah tidak bisa didapat.
Sangat mendesak ini,” beber Irwan, sembari menambahkan warga hanya membangun
perlengkapan seperti tenda-tenda darurat seadanya. Presiden
Joko Widodo bersama rombongan, Minggu (30/09/18) turut memantau langsung
beberapa lokasi gempa di kota Palu. (aji/mk)
Duka Palu, Korban Meninggal Bertambah
Reviewed by mediakawanua
on
Minggu, September 30, 2018
Rating:

Post a Comment